Selasa, 04 Maret 2014

STRATEGY TO GROW IS A PRODUCT OF GROWTH MINDSET

Salam entrepreneur…

Jurnal Refleksi saat ini yaitu tentang strategi untuk bertumbuh (Strategy to Grow). Saya akan coba sampaikan refleksi setelah mengikuti kuliah UCEO di minggu ke dua yaitu sebagai berikut: Ada yang mengatakan bahwa cara terbaik untuk meminimalkan resiko dari trial and error dalam membangun strategi bisnis untuk bertumbuh sehingga bisa meminimalkan biaya adalah dengan modeling. Dengan memodel strategi bisnis untuk bertumbuh kepada pebisnis yang berhasil berumbuh akan memperkecil resiko kegagalan dan menambah mindset untuk bertumbuh.

Pertama, kita dapat memodel strategi bisnis untuk bertumbuh dari Bapak Dahlan Iskan. Jika saya coba merangkum dari uraian yang dijelaskan dalam videoanya dengan mengambil contoh pengusaha yang dimulai jualan permen orang lain dalam toples sampai memiliki pabrik permen sendiri dan usahanya merambah ke jasa tranportasi, pabrik minyak goreng dan perdagangan emas yang besar bahwa strategi bisnis yang bertumbuh dapat dilakukan dengan cara menjalankan bisnis secara sungguh-sungguh, memelihara kepercayaan karena modal kepercayaan lebih utama dari pada modal uang, jeli dalam melihat peluang untuk bertumbuh, melakukan pertumbuhan usaha secara step by step dan mengembangkan networking.

Kedua, kita dapat memodel strategi bisnis untuk bertumbuh dari Bapak Sandiaga Uno. Menurut beliau ada tiga tantangan untuk scale up, yaitu :
1. Access to human capital. Dalam setiap usaha yang kita lakukan, selalu kita menganalisa angka, kita menganalisa produk, kita menganalisa jasa. Tapi di belakang angka, di belakang jasa, di belakang produk itu ada orangnya. Ada people. Kita harus menitik beratkan kepada people skills tersebut, human capital tersebut. Tanpa kemampuan mengakses human capital yang mumpuni, yang bisa memberikan suatu tambahan pada performance, kita susah men-scale up bisnis.
2. Access to market. Kalau kita memiliki akses kepada pasar atau pasar memiliki lingkungan yang kondusif kepada usaha yang kita jalankan, maka kita akan mampu melakukan scale up. Karena pasar yang semakin besar itu akan mendorong kita untuk scale up. Kalau pasar bertumbuh, tetapi kita jalan di tempat atau kita tidak berkembang, kita pasti akan diimbas oleh pesaing kita.
3. Access to capital. Permodalan itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tapi modal itu akan mengejar kita kalau kita punya SDM yang bagus, punya produk yang bagus, dan punya akses terhadap market. Perbankan akan mengejar kita bukan kita yang mengejar mereka, kalau kita sudah mumpuni pada Access to human capital, dan Access to market.

Ketiga, kita dapat memodel strategi bisnis untuk bertumbuh dari Bapak Sudhamek. Menurut beliau harmonis dengan lingkungan bahkan dengan alam adalah filosofis bisnis yang harus dipegang dalam scale up bisnis jangka panjang. Profit adalah satu hal yang penting dalam bisnis agar bisa bertumbuh, tetapi profit oriented semata dapat membahayakan bisnis dalam jangka panjang. Oleh karena itu disamping profit, perusahaan juga harus memberi nilai tambah dalam produk yang dijual kepada pelanggan melebihi nilai tambah yang diberikan oleh pesaing. Disamping itu perusahaan harus melakukan winwin solution dengan seluruh jaringan bisnis.

Keempat, kita dapat memodel strategi bisnis untuk bertumbuh dari Bapak Antonius Tanan. Menurut beliau bahwa bisnis dapat bertumbuh jika kita mampu mengidentifikasi peluang dari pelanggan. Merujuk dari apa yang disampaikan Bapak Ciputra yang bengatakan. “Pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi dan sumber inovasi”, maka beliau menyampaikan bahwa bisnis dapat bertumbuh melalui pintu peluang dari pelanggan, karena peluang menurut beliau adalah “Pelanggan bawa uang datang berulang-ulang”.
Bapak Antonius Tanan mengatakan, ; “Ada tiga kata kunci di dalam entrepreneurship. Yang pertama Peluang, yang kedua Solusi, dan yang ketiga Resiko. Peluang kita dapatkan dengan cara mengubah masalah menjadi peluang. Sedangkan untuk mengembangkan solusi, harus diinovasikan. Harus ada inovasi. Dan yang ketiga, pasti ada faktor resiko. Resiko harus dikelola, dikecilkan, jika perlu dihapus”
Jadi, strategi bertumbuh bisa diidentifikasi dari masalah yang terjadi pada pelanggan karena pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi dan sumber inovasi.
Masalah dari pelanggan dapat menjadi peluang sedangkan peluang dapat dicarikan solusinya dengan inovasi dan dikelola dengan memperkecil resiko.

Kelima, kita dapat memodel strategi bisnis untuk bertumbuh dari Bapak Nur Agustinus. Beliau menyampaikan tentang fase-fase daur hidup usaha yaitu pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth), kematangan (maturity), penurunan (decline). Menurut Beliau tiap-tiap fase, strateginya akan berbeda-beda.
Pada fase pengenalan (introduction) strateginya adalah usaha mulai dikenalkan kepada pasar, kepada para pelanggannya, kepada masyarakat.
Pada fase pertumbuhan (growth) strateginya adalah pembenahan laporan keuangan agar kelihatan cashflow keuangan, Perusahaan harus bisa menghidupi dirinya sendiri dengan profit yang diperolehnya, profit itu harus digunakan dengan bijaksana. Biasanya perusahaan-perusahaan mulai melakukan promosi, karena dengan adanya profit dia bisa menyisihkan dana-dananya untuk kegiatan promosi dan marketing, strategi petumbuhan juga bisa kita lihat dalam dua hal yaitu pertumbuhan dengan market yang baru, atau pertumbuhan dengan produk yang baru.
Pada fase kematangan (maturity) strateginya adalah perusahaan harus semakin ahli menghasilkan sebuah produk dengan biaya yang lebih ekonomis, dan memiliki keahlian-keahlian untuk berkembang yang lebih besar sehingga perusahaan bisa mendapatkan pendapatan lebih banyak, melakukan ekspansi secara gencar atau membuka pasar-pasar baru supaya brandnya dikenal di makin banyak daerah,
Pada fase penurunan (decline) strateginya adalah membuka cabang di tempat lain.

Menurut pemahaman saya, strategi adalah sinergitas sumber daya yang dikelola secara sistematis untuk mecapai tujuan. Strategi bisnis untuk bertumbuh berarti sinergitas sumber daya yang dikelola secara sistematis untuk mecapai tujuan bisnis agar bertumbuh lebih baik dan lebih menguntungkan. Sinergitas sumber daya secara sistematis meliputi aspek sumber daya manusia (SDM), permodalan, produk/jasa, pasar, network, teknologi dan segala aspek pendukung bisnis lainnya. Startegi bisnis untuk bertumbuh tiap-tiap pebisnis tentu saja bisa berbeda. Hal yang membedakannya mungkin karena skala pertumbuhan bisnis yang berbeda, mungkin karena produk/jasa yang berbeda dan mungkin tingkat kompleksitas bisnis yang dijalankannya juga berbeda.

Meskipun skala pertumbuhan bisnisnya sama, atau produk/jasa bisnisnya sama bisa saja melakukan strategi bisnis yang berbeda karena kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT)-nya berbeda.

Pengambilan strategi bisnis untuk bertumbuh setiap pebisnis tidak bisa dilepaskan dari mindset pebisnis itu sendiri. Masih ingat bagaimana konsep mindset terbentuk dalam sikap kita? yaitu terbentuk dari informasi/gagasan yang disetujui oleh kebijaksanaan perasaan/emosi kita. Strategi bisnis yang diputuskan seorang pebisnis akan ditentukan oleh cara berpikirnya. Semakin kaya informasi atau pengetahuannya, semakin kaya cara berpikirnya, semakin baik mindsetnya, maka akan semakin besar peluangnya untuk melahirkan strategi bisnis yang bertumbuh.

Tetapi, ada persamaan nilai yang dimiliki para pebisnis dalam menyusun strategi bisnis untuk bertumbuh. Persamaan nilai tersebut adalah modal kepercayaan (trust), nilai tambah (add vulue), networking, win win solution, peka dalam menangkap peluang, kesungguhan dan kekuatan inovasi, pengambilan resiko (risk taking), adaptasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Atau dengan kata lain mengutip apa yang disampaikan oleh Bapak Ciputra bahwa strategi bisnis untuk bertumbuh selalu berlandaskan integritas, profesionalisme dan entrepreneurship.

Jadi , strategy to grow adalah proses kepekaan terhadap peluang yang ditemukan solusinya dengan memelihara modal kepercayaan (trust), nilai tambah (add vulue), networking, win win solution, kesungguhan dan kekuatan inovasi, pengambilan resiko (risk taking), adaptasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Semua itu adalah produk dari growth mindset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar